Langsung ke konten utama

NOBAR SUPERSEMAR


Dalam rangka memperingati kejadian pada tahun 1966 "SuperSemar" himpunan Mahasiswa Jurusan PMP-KN khususnya Departemen Sospolham menyelenggarakan nobar film Supersemar yang dilaksanakan pada hari rabu tanggal 11 maret 2020 di selasar gedung I6 FISH Unesa. Film diputar pada jam 18.30 WIB. Film ini secara kronologis membeberkan proses lahirnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun 1966. Setelah peristiwa G30S yang dipersalahkan sebagai PKI tahun ketika belumnya, Presiden Soekarno (Umar Kayam) tidak segera melakukan pemberesan politik yang membangkitkan rasa senang. Hari-hari itu Jakarta dipenuhi demonstrasi mahasiswa yang tergabung dalam KAMI dan KAPPI. Mereka mencetuskan Tritura: pembubaran PKI, perombakan kabinet dan penurunan harga. Sewaktu situasi makin genting, Presiden Soekarno (Umar Kayam akhir-akhirnya memberi wewenang berupa Supersemar pada Letjen Soeharto (Amoroso Katamsi) sebagai memulihkan keselamatan negara lewat aksi apapun yang "dianggap perlu". Berdasar kewenangan itu Soeharto memerintahkan pembubaran PKI.
[12/3 16.05] Siam: Ketika gelombang demonstrasi menuntut pembubaran PKI semakin keras, pemerintah tidak segera mengambil tindakan. Keadaan negara Indonesia sudah sangat parah, baik dari segi ekonomi maupun politik. Harga barang naik sangat tinggi terutama Bahan bakar minyak (BBM). Oleh karenanya, pada tanggal 12 Januari 1966, KAMI dan KAPPI memelopori kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila mendatangi DPR-GR menuntut Tritura. Isi Tritura adalah:

Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya
Perombakan kabinet Dwikora
Turunkan harga pangan

Acara nobar film supersemar ini diharapkan bisa mengingatkan kita selalu akan proses sejarah yang terjadi di negara Indonesia ini. Sekian dari Minfokom, sampai jumpa di buletin kami selanjutnya.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOMPETISI ESAI KEBANGSAAN

Kompetisi Esai Kebangsaan merupakan lomba menulis yang diadakan oleh HMJ PMP-KN Universitas Negeri Surabaya untuk meningkatkan minat baca dan menulis mahasiswa seluruh Indonesia. Saat ini, Indonesia mengalami kondisi yang sangat memprihatinkan untuk indeks tingkat membaca dan menulis termasuk bagi pemuda/i. Hasil survei UNESCO pada tahun 2011 menunjukkan indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, hanya ada satu orang dari 1.000 penduduk yang masih ‘mau’ membaca buku secara serius. Bahkan, Most Literate Nations in the World pada Maret 2016 merilis pemeringkatan literasi internasional yang menempatkan Indonesia berada di urutan ke-60 di antara total 61 negara. Sedangkan pada World Education Forum yang berada di bawah naungan PBB, Indonesia menempati posisi ke-69 dari 76 negara. Dalam meningkatkan upaya membaca dan menulis ini, diharapkan lomba essay ini dapat menjadi wadah generasi bangsa untuk menjadi agen perubahan dengan tulisannya. Tema yang di

KEPO SUPER

Kepo Super atau KOPER adalah salah satu proker dari Departemen Media Informasi dan Komunikasi. Didalam program kerja kepo super ini berisi tentang wawancara antar fungsionaris HMJ PMP-KN seputar Jurusan PMP-KN, keluarga besar PMP-KN, dan isu-isu yang sekarang terjadi. Pertanyaan tersebut adalah kumpulan pertanyaan yang berasal dari warga PMP-KN dimana kemudian dipilih oleh Departemen Minfokom. Awalnya sebelum pandemi covid-19 yang terjadi di tahun 2020 ini, program kerja KOPER outputnya adalah video wawancara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan seperti dosen dan mahasiswa PMP-KN. Kemudian Departemen Minfokom membuat sebuah inovasi baru dari program kerja KOPER ini agar berjalan secara maksimal dengan membuat live streaming instagram dengan narasumber fungsionaris HMJ PMP-KN agar lebih mengenal Jurusan PMP-KN lebih dekat. Yang kemudian hasil dari live streaming dibuat sebuah podcast yang di upload di official account HMJ PMP-KN (@hmjpmpkn.unesa) Lihat di Vocaroo >>

Diskusi Virtual "Pemuda dan Masa Depan Budaya Indonesia"

Diskusi Virtual ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 Juni 2020 menggunakan media google meet. Peserta diskusi dari berbagai kalangan turut berpartisipasi dalam kegiatan yang kita adakan, mulai dari mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, mahasiswa dari universitas lain, pelajar dan masyarakat umum juga berantusias menyaksikan proses berjalannya diskusi. Tema yang diangkat dalam diskusi virtual kali ini sangatlah menarik karena sesuai dengan realita yang sedang terjadi yaitu, "Pemuda dan Masa Depan Budaya Indonesia". Sebagai generasi penerus bangsa sudah sepatutnya mengambil bagian dalam melestarikan kebudayaan Indonesia. Masa depan kebudayaan kita tergantung dari sikap pemuda-pemudi terhadap budaya bangsanya sendiri. Narasumber yang dihadirkan juga sangat berkompeten untuk mengkaji tema diskusi. Zuniar Wahyu Tryandana merupakan pemuda yang menjadi founder "Taruna Budaya" dan menjadi pembicara pertama dalam diskusi virtual ini. Selanjutnya pembicara kedua ialah Bapak