Langsung ke konten utama

DISKUSI VIRTUAL "PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA"


Peringatan Hari Lahir Pancasila, HMJ PMP-KN gelar Diskusi Virtual 1 Juni 2020.
Dirumah saja tidak menghalangi seseorang untuk belajar, belajar dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Pandemi Covid-19 memberika dampak dalam berbagai bidang, salah satunya dalam bidang pendidikan semua tidak dapat melaksnakan pembelajaran secara offline seperti biasanya. Untuk itu, pentingnya diselenggarakan pembelajaran secara oline yang dapat diakses oleh semua orang untuk belajar. Menyikapi hal tersebut HMJ PMP-KN menggelar Diskusi Virtual pada Senin (1/6). sekaligus untuk memperingati Hari Lahir Pancasila. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui salah satu platform media sosial yaitu Google Meet yang diikuti oleh peserta dari berbagai jurusan di Unesa dan Kampus lain, pembicara dalam acara tersebut adalah Prof. Dr. Warsono, M.s selaku guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum. Tema yang diusung dalam acara tersebut adalah “ Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Menghadapi Covid-19 di Indonesia”. Diharapkan bagi seluruh peserta yang berpartisipasi dalam diskusi tersebut mampu untuk mengimplementasikan nilai – nilai luhur yang ada dalam Pancasila sebagai dasar dalam menangani berbagi masalah yang timbuk akibat adanya Covid-19. Dalam diskusi tersebut dapat dipahami bahwa dibutuhkan kejelian dan kehati-hatian dalam menganalisi masalah yang timbul untuk kemudian dapat mengatasinya. Acara tersebut berjalan dengan baik karena antusias dari peserta yang aktif bertanya dalam diskusi tersebut.

Pamflet Diskusi Virtual

Via Google Meet


                                              
                                              View on Vocaroo >> Hasil Diskusi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOMPETISI ESAI KEBANGSAAN

Kompetisi Esai Kebangsaan merupakan lomba menulis yang diadakan oleh HMJ PMP-KN Universitas Negeri Surabaya untuk meningkatkan minat baca dan menulis mahasiswa seluruh Indonesia. Saat ini, Indonesia mengalami kondisi yang sangat memprihatinkan untuk indeks tingkat membaca dan menulis termasuk bagi pemuda/i. Hasil survei UNESCO pada tahun 2011 menunjukkan indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, hanya ada satu orang dari 1.000 penduduk yang masih ‘mau’ membaca buku secara serius. Bahkan, Most Literate Nations in the World pada Maret 2016 merilis pemeringkatan literasi internasional yang menempatkan Indonesia berada di urutan ke-60 di antara total 61 negara. Sedangkan pada World Education Forum yang berada di bawah naungan PBB, Indonesia menempati posisi ke-69 dari 76 negara. Dalam meningkatkan upaya membaca dan menulis ini, diharapkan lomba essay ini dapat menjadi wadah generasi bangsa untuk menjadi agen perubahan dengan tulisannya. Tema yang di

KEPO SUPER

Kepo Super atau KOPER adalah salah satu proker dari Departemen Media Informasi dan Komunikasi. Didalam program kerja kepo super ini berisi tentang wawancara antar fungsionaris HMJ PMP-KN seputar Jurusan PMP-KN, keluarga besar PMP-KN, dan isu-isu yang sekarang terjadi. Pertanyaan tersebut adalah kumpulan pertanyaan yang berasal dari warga PMP-KN dimana kemudian dipilih oleh Departemen Minfokom. Awalnya sebelum pandemi covid-19 yang terjadi di tahun 2020 ini, program kerja KOPER outputnya adalah video wawancara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan seperti dosen dan mahasiswa PMP-KN. Kemudian Departemen Minfokom membuat sebuah inovasi baru dari program kerja KOPER ini agar berjalan secara maksimal dengan membuat live streaming instagram dengan narasumber fungsionaris HMJ PMP-KN agar lebih mengenal Jurusan PMP-KN lebih dekat. Yang kemudian hasil dari live streaming dibuat sebuah podcast yang di upload di official account HMJ PMP-KN (@hmjpmpkn.unesa) Lihat di Vocaroo >>

Diskusi Virtual "Pemuda dan Masa Depan Budaya Indonesia"

Diskusi Virtual ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 Juni 2020 menggunakan media google meet. Peserta diskusi dari berbagai kalangan turut berpartisipasi dalam kegiatan yang kita adakan, mulai dari mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, mahasiswa dari universitas lain, pelajar dan masyarakat umum juga berantusias menyaksikan proses berjalannya diskusi. Tema yang diangkat dalam diskusi virtual kali ini sangatlah menarik karena sesuai dengan realita yang sedang terjadi yaitu, "Pemuda dan Masa Depan Budaya Indonesia". Sebagai generasi penerus bangsa sudah sepatutnya mengambil bagian dalam melestarikan kebudayaan Indonesia. Masa depan kebudayaan kita tergantung dari sikap pemuda-pemudi terhadap budaya bangsanya sendiri. Narasumber yang dihadirkan juga sangat berkompeten untuk mengkaji tema diskusi. Zuniar Wahyu Tryandana merupakan pemuda yang menjadi founder "Taruna Budaya" dan menjadi pembicara pertama dalam diskusi virtual ini. Selanjutnya pembicara kedua ialah Bapak